Pengaruh Tetal Kain Mori terhadap Penyerapan Zat Warna pada Proses Pembuatan Motif Batik dengan Teknik Pencapan
Main Article Content
Abstract
Kain mori adalah kain tenun kapas yang memiliki anyaman polos, tetal rapat, sudah diputihkan dan tanpa atau diberi penyempurnaan kanji, digunakan untuk bahan batik. Kain mori yang tersedia di industri tidak sesuai dengan harapan khususnya dalam hal zat warna yang terserap pada kain. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh tetal kain mori terhadap penyerapan zat warna pada proses pembuatan motif batik cap dengan teknik pencapan. Penelitian menggunakan metode experiment, sampel kain diambil di Industri Kain Tenun DIY sebanyak tiga sampel yaitu KM 125, KM 309, KM 2243. Masing-masing sampel diperlakukan sama yaitu kain mori diproses menjadi kain motif batik dengan teknik pencapan. Proses pencelupan dikerjakan dalam media air tanah, menggunakan pewarna naftol 3 g/l, soda kostik (NaOH teknis dalam bentuk bubuk) 1,5 g/l dan garam naftol 9 g/l. Air yang dibutuhkan untuk proses pewarnaan 3,5 l/lembar kain mori dengan panjang 2,5 m lebar 1,20 m. Kain motif batik dengan teknik pencapan, diuji ketuaan warna dan tahan luntur zat warna terhadap pencucian sabun, dinilai dengan perubahan warna menggunakan grey scale, dan penodaan menggunakan staining scale, mengacu SNI-ISO-7211:2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tetal kain yang berbeda berpengaruh terhadap penyerapan zat warna ke dalam kain motif batik dengan teknik pencapan, Semakin tinggi tetal kain, kerapatan semakin tinggi dan semakin banyak menyerap zat warna yang menjadikan warna kain semakin tua/gelap. Kain mori KM 309 dan KM 125 mempunyai warna sangat tua sedangkan KM 2243 mempunyai warna tua. Tetal kain tidak berpengaruh terhadap ketahanan luntur zat warna terhadap pencucian.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Copyright (c)
References
Amelia, F. I., & Wahyuningsih, U. (2020). Pengaruh Jenis Kain Terhadap Hasil Jadi Marbling. Jurnal Online Tata Busana, 9(1).
Anindita, U., Syamwil, R., & Wahyuningsih, S. E. (2015). Perbedaan Hasil Ketepatan Ukuran Blus Lurik Antara Yang Menggunakan Teknik Relaxing Dan Toleransi Ukuran. TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana dan Boga, 2(1).
Apriliani, S. S. (2014). Pengaruh konstruksi kain terhadap kualitas batik dengan teknik Wet on wet (WOW). Fashion and Fashion Education Journal, 3(1).
Ardiani, S., Rahmayanti, H. D., & Akmalia, N. (2019). Analisis Kapilaritas Air Pada Kain. Jurnal Fisika, 9(2), 47-51.
Badan Standardisasi Nasional. 2004. SNI-0281-2004 Kain Mori Prima.
Badan Standardisasi Nasional. 2010. SNI-ISO-7211:2010 Tekstil-Kain Tenun-Konstruksi-Metoda Analisa
Badan Standardisasi Nasional. 2016. SNI 8302:2016, Batik Cap-Kain-Ciri, Syarat Mutu dan Metode Uji.
Haerudin, A., Atika, V., Isnaini, I., Masiswo, M., Satria, Y., Mandegani, G. B., Lestari, D. W. & Arta, T. K. (2020). Pengaruh variasi waktu, pH, dan suhu ekstraksi terhadap kualitas pewarnaan ekstrak kulit buah kakao pada batik katun dan sutera. Dinamika Kerajinan dan Batik, 37(1), 372820.
Maghfiroh, L., & Widowati, W. (2020). Kualitas Hasil Pencelupan Kain Mori Primissima Menggunakan Limbah Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus). Fashion and Fashion Education Journal, 9(2), 70-77.
Megawati, O. I. (2014). Pengaruh Daya Serap Air Terhadap Kualitas Batik Wet On Wet. Fashion and Fashion Education Journal, 3(1).
Rumiyati, V. S. P., Putranto, A. P. E., Amar, A., Nazar, Y., & Oktaviani, B. (2022). Identifikasi Konstruksi dan Kualitas Kain Mori Sebagai Bahan Baku Pembuatan Batik. Jurnal Tekstil: Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Bidang Tekstil dan Manajemen Industri, 5(1), 36-45.
Syahbana, dkk, (2006). Pengaruh Ketebalan Kain Terhadap Motif Batik Pada Kain Tenun
Wijayono, A., & Putra, V. G. V. (2020). Pengaruh konstruksi kerapatan benang kain tenun kapas 100%(kain kanvas) terhadap konstanta dielektrik dan profil tegangan pengisian & pengosongan pada perangkat kapasitor plat sejajar. Teknika: Jurnal Sains dan Teknologi, 16(2), 147-158.
Zyahri, M. 2013. Pengantar Ilmu Tekstil 2. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan